KELAPA AKAN TETAP MEMBUAHKAN KELAPA TETAPI KEPALA BOLEH JADI MEMBUAHKAN KELAPA, masukkan komentar Anda mengenai blog ini. T e r i m a K a s i h atas partisipasinya Salam dunia maya isn't lhu'ena maya.

Mencari Kesejukan Hati Di Tempat Berudara Panas

Diposting dari oleh Imam Suprayogo pada 13 November 2010 jam 7:37
Memang berbeda, antara kesejukan hati dibanding dengan kesejukan badan atau raga. Sinar mata hari dan atau udara panas memang selalu menjadikan orang gelisah. Tidak semua orang tahan dengan udara atau sinar mata hari yang terlalu panas. Akan tetapi, sepanas-panasnya udara atau sinar mata hari bisa diatasi. Ruangan panas bisa didinginkan dengan AC, atau setidak-tidaknya dengan kipas angin. Dengan alat modern itu, maka ruangan menjadi dingin. Kepanasan menjadi reda. Tidak semua orang tahan dengan AC atau kipas angin. Tetapi itulah, alat pendingin badan yang bisa digunakan.Berbeda dengan itu adalah panasnya hati. Karena banyak menghadapi berbagai masalah, capek memikirkan sesuatu, selalu dihadapkan oleh problem-problem pekerjaan dan lain-lain, maka hati seseorang bisa menjadi panas. Namun jangan dikira, bahwa hati yang panas itu bisa didinginkan dengan AC atau kipas angin. Orang yang lagi gelisah, sumpek, pikiran dan hatinya capek, maka tidak cukup diobati dengan pergi ke tempat dingin, ke puncak gunung atau tempat-tempat yang berudara dingin.Panasnya hati ternyata tidak sama dengan panasnya badan. Badan yang panas, karena udara, -----bukan karena sakit, bisa disejukkan dengan mudah. Akan tetapi, panasnya hati tidak bisa diobati dengan cara itu. Obat hati yang lagi panas berbeda dari obat badan yang sakit. Atau, hati yang sakit tidak bisa diobati oleh dokter umum, atau juga dokter spesialis sekalipun. Hati yang sedang panas sebenarnya ada obatnya tersendiri.Orang yang haji seperti sekarang ini adalah berada di tempat yang panas. Tempat-tempat kegiatan haji, seperti di kota Makkah, padang Arafah, dan juga Minna adalah daerah panas. Matahari tidak pernah henti-hentinya bersinar tajam. Tempat-tempat tersebut terasa menjadi lebih panas lagi, karena diliputi oleh bebatuan dan juga berupa padang pasir. Siapa saja yang berada di sana akan merasakan kepanasan. Akan tetapi sebenarnya, rasa panas itu hanya mengenai pada badan atau anggota tubuh.Sebaliknya, sepanas apapun badan mereka, tetapi hati para jamaáh haji selalu dingin. Orang yang sedang menunaikan ibadah haji atau umrah selalu bergembira, merasa dekat dengan Tuhan. Lebih-lebih tatkala mereka itu sedang berada di Arafah, Minna atau thawwaf di sekeliling Ka’bah dan sa’í. Sebenarnya kegiatan itu secara fisik berat. Di tengah-tengah udara panas, siapapun juga harus berjalan berhimpit-himpitan dengan ribuan orang lainnya. Ketika thawwaf dan juga saí, tidak akan bisa berjalan cepat, karena memang keadaannya sangat padat. Kadang-kadang, orang tidak bisa berjalan, melainkan hanya bergeser sedikit demi sedikit, selama memenuhi jumlah putaran thawwaf atau saí itu.Sekalipun dalam keadaan seperti itu, hati orang yang sedang berhaji atau umrah tidak pernah merasakan panas. Padahal di tempat-tempat itu udara dan sinar matahari terasa sangat panas. Panas matahari menjadi tidak dirasakan, oleh karena hati mereka merasa dingin. Orang yang sedang berhaji atau umrah, tidak pernah gelisah atau mengeluh karena udara panas. Jika ada keluhan, maka hanya karena menyangkut hal-hal teknis, misalnya kendaraan penjemput lagi terlambat atau macet. Atau, keluhan itu muncul karena tidak bisa shalat berjamaáh di masjidil haram pada setiap waktu, karena pondokannya agak jauh. Hal-hal seperti itulah maka keluhan terjadi. Tetapi biasanya tidak sampai memanaskan hati.Akhirnya, panasnya hati, tidak sebagaimana panasnya badan. Panas badan bisa didinginkan dengan AC, air, atau kipas angin. Tetapi hati yang panas ternyata bisa disembuhkan, justru di tempat yang berudara atau sinar matahari yang panas. Orang-orang yang naik haji, sebenarnya berada di daerah panas. Daerah itu merupakan padang pasir, gunung berbatu tanpa tumbuh-tumbuhan, dan apalagi pohon-pohon besar. Daerah panas itu, bagi siapapun yang bermaksud beribadah, mendekatkan diri pada Allah, dan berupaya mendapatkan ampunan-Nya, ternyata bisa menyejukkan hati mereka yang menjalaninya. Wallahu a’lam.